Manusia sejak dahulu mencoba menelaah keberadaan alam semesta melalui pengamatan dan penafsiran pergerakan benda-benda angkasa. Pada tahun 1609, meski hanya dengan bermodalkan sebuah alat (teleskop) yang sangat sederhana, Galileo melakukan pengamatan terhadap benda-benda langit. Dalam pengamatannya, Galileo meneropong benda-benda langit yang mengisi tatasurya (Bimasakti). Yaitu beberapa planet dan bulan-bulan (satelit) yang mengitari planet tersebut.
Kini, berlahan-lahan pemikiran baru muncul seiring dengan majunya peralatan yang digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap benda-benda ruang angkasa. Meskipun telah lama melakukan pengamatan, tetapi manusia belum mampu membuat suatu kesimpulan tentang evolusi yang dialami oleh alam semesta. Mulai dari proses kelahirannya, saat zaman prasejarah, masa kini dan masa yang akan datang. Pemahaman-pemahaman tentang hal tersebut baru dimulai pada abad ke 20.
Edwin Hubble, Astronom berkebangsaan Amerika telah melakukan pengamatan terhadap galaksi, yaitu dengan melakukan pengukuran jarak berdasarkan analisis spektrum. Hubble menemukan suatu pola yang menarik dari galaksi-galaksi di alam semesta ini. Ia merupakan orang pertama yang menyimpulkan bahwa, galaksi bergerak menjauhi kita. Ide yang kemudian dikenal dengan nama teori alam semesta yang mengambang. Dari hasil pengukurannya, Hubble menemukan bahwa, spektrum galaksi bergeser ke arah panjang gelombang merah. Panjang gelombang galaksi-galaksi banyak yang bergeser dari panjang gelombang yang seharusnya.
Pergeseran merah semakin besar diperoleh dari pengamatan galaksi-galaksi yang jaraknya jauh. Jika benda-benda yang mengisi alam semesta bergerak semakin menjauh, maka bisa dikatakan alam semesta ini mengembang atau mengalami pertambahan volume. Jika galaksi-galaksi bergerak saling menjauh, berarti dahulunya, letak mereka saling berdekatan.
Kini, berlahan-lahan pemikiran baru muncul seiring dengan majunya peralatan yang digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap benda-benda ruang angkasa. Meskipun telah lama melakukan pengamatan, tetapi manusia belum mampu membuat suatu kesimpulan tentang evolusi yang dialami oleh alam semesta. Mulai dari proses kelahirannya, saat zaman prasejarah, masa kini dan masa yang akan datang. Pemahaman-pemahaman tentang hal tersebut baru dimulai pada abad ke 20.
Edwin Hubble, Astronom berkebangsaan Amerika telah melakukan pengamatan terhadap galaksi, yaitu dengan melakukan pengukuran jarak berdasarkan analisis spektrum. Hubble menemukan suatu pola yang menarik dari galaksi-galaksi di alam semesta ini. Ia merupakan orang pertama yang menyimpulkan bahwa, galaksi bergerak menjauhi kita. Ide yang kemudian dikenal dengan nama teori alam semesta yang mengambang. Dari hasil pengukurannya, Hubble menemukan bahwa, spektrum galaksi bergeser ke arah panjang gelombang merah. Panjang gelombang galaksi-galaksi banyak yang bergeser dari panjang gelombang yang seharusnya.
Pergeseran merah semakin besar diperoleh dari pengamatan galaksi-galaksi yang jaraknya jauh. Jika benda-benda yang mengisi alam semesta bergerak semakin menjauh, maka bisa dikatakan alam semesta ini mengembang atau mengalami pertambahan volume. Jika galaksi-galaksi bergerak saling menjauh, berarti dahulunya, letak mereka saling berdekatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Anda memberikan komentar, kritik dan saran, terhadap isi blog ini